Senin, 09 Juli 2012

Keimanan & Ketakwaan

Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakukan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh keyakinannya tersebut atau dengan kata lain iman dapat membentuk orang jadi bertaqwa

Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam.


Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Dalam surat Al-Baqarah 165 dikatakan orang beriman adalah orag yang amat sangat cinta kepada Allah.Oleh karena iu beriman kepada Allah berarti amat sangat terhadap ajaran Allah yaitu Al-Quran.

Pada setiap agama, keimanan merupakan unsure pokok yang harus dimiliki oleh setiap penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya, yang kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya pondasi tersebut.. Meskipun demikian, keimanan saja tidak cukup. Ia harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama yang kita anut. Keimanan tidaklah sempurna, jika diyakini oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan dibuktikan dalam segala perilaku kehidupan sehari – hari.

Keimanan adalah peebuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai pokok dan cabang. Bukankah sering kit abaca atau dengar sabda Rasullah saw. Yang kita jadikan kata – kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian dari iman, kebersihan sebagian dari iman, cinta bangsa dan Negara sebagian dari iman, bersikap ramah sebagian dari iman, menyingkirkan duri atau yang lainnya yang dapat membuat orang sengsara dan menderita, itu juga sebagian dari iman. Diantara cabang – cabang keimanan yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah SWT.

1 .Wujud Iman
Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim berbuat amal soleh. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai keyakinannya.

2.Proses Terbentuknya Iman
Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pembinaan yang bekesinambungan. Pengaruh pedidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap iman seseorang.

3.Tanda-tanda orang beriman
1. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tadak lepas dari syaraf memorinya.
2. Senantiasa tawakal, yaitu bekeja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah .
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakn perintah-Nya.
4. Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah.
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan .
6. Memelihara amanah dan menepati janji.

4 .Manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia :
1. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda.
2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.
3. Iman menanamkan sikap ‘self help’ dalam kehidupan.
4. Iman memberikan ketentraman jiwa.
5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik
6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
7. Iman memberikan keberuntungan.

TAQWA
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan.
1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman. 
2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang – orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.
3. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal.
4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.
5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki semangat perjuangan.
Hubungan taqwa dengan Allah SWT
Seseorang yang bertaqwa ( muttaqi ) adalah orang yang menghambakan dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubungan dengan-Nya setiap saat. Memelihara Hubungan dengan Allah terus menerus akan menjadi kendali dirinya sehingga dapat menghindar dari kejahatan dan kemungkaran dan membuatnya konsisten terhadap aturan – aturan Allah. Karena itu inti ketaqwaan adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Memelihara hubungan dengan Allah SWT dimulai dengan melaksanakan tugas perhambaan dengan melaksanakan ibadah secara sungguh – sungguh ( khusuk ) dan ikhlas seperti mendirikan solat dengan khusuk dan penuh penghayatan sehingga solat memberikan bekas dan memberi warna dalam kehidupannya. Melaksanakan puasa dengan ikhlas melahirkan kesabaran dan pengendalian diri. Zakat mendatangkan sikap peduli dan menjauhkan diri dari ketamakan dan kerasukan. Dan haji mendatangkan sikap persamaan, menjauhkan dari takabur dan mendekatkan diri kepada Allah.

Memelihara hubungan dengan Allah dilakukan juga dengan menjauhi perbuatan yang dilarang Allah, yaitu perbuatan dosa dan kemungkaran. Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah pada dasarnya adalah bentuk – bentuk prilaku yang lahir dari pengendalian diri atau mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya.

Hubungan taqwa dengan Sesama Manusia
Hubungan dengan Allah menjadi dasar bagi hubungan sesama manusia. Orang yang bertaqwa akan dapat dilihat dari peranannya di tengah – tengah masyarakat. Sikap taqwa tercermin dalam bentuk kesediaan untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah dan berpihakan pada kebenaran dan keadilan. Karena itu, orang yang taqwa akan menjadi motor penggerak gotong royong dan kerja sama dalam segala bentuk kebaikan dan kebajikan.

Allah menjabarkan cirri – cirri orang yang bertaqwa dengan cirri – cirri perilaku yang berimbang antara pengabdian formal kepada Allah dengan hubungan sesame manusia.

Pada surat Al – Baqarah ayat 177, menerangkan bahwa diantara cirri – cirri orang bertaqwa itu ialah orang – orang yang beriman kepada Allah, Hari kemudian, malaikat – malaikat, kitab – kitab Allah. Aspek – aspek tersebut merupakan dasar keyakinan yang dimiliki orang yang taqwadan dasar hubungan dengan Allah dalam bentuk ubudiah. Selanjutnya Allah menggambarkan hubungan kemanusiaan, yaitu mengeluarkan harta, dan orang – orang yang menepati janji. Dalam ayat itu Allah menggambarkan dengan jelas dan indah, bukan saja karena aspek tenggang rasa terhadap sesame manusia dijelaskan secara terurai, yaitu siapa saja yang mesti diberi tenggang rasa, tetapi juga mengeluarkan harta diposisikan diantara aspek keimanan dan sholat.
Hubungan taqwa dengan Diri Sendiri
Dalam hubungan dengan diri sendiri ketaqwaan ditandai dengan cirri – cirri antara lain :
1. Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan, maupun musibah yang menimpanya. Sabar terhadap perintah adalah menerima dan melaksanakan perintah dengan ikhlas. Dalam melaksanakan perintah terhadap upaya untuk mengendalikan diri agar perintah itu dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar dan usaha kepada Allah. Tawakal bukanlah menyerah, tetapi sebaliknya usaha maksimal tetapi hasilnya diserahkan seluruhnya kepada Allah yang menentukan.
3. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas apa saja yang diberikan Allah atau sesame manusia. Bersyukur kepada Allah adalah sikap berterima kasih terhadap apa saja yang telah diberikan Allah, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan adalah mengucapkan hamdalah sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan keharusannya.
4.  Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya dari komitmen dirinya terhadap kebenaran. Jadi berani berkaitan dengan nilai – nilai kebenaran. Kebenaran lahir dari hubungan seseorang dengan dirinya terutama berkaitan dengan pengendalian dari sifat – sifat buruk yang datang dari dorongan hawa nafsunya.
Hubungan taqwa dengan Lingkungan Hidup
Taqwa ditampilkan pula dalam bentuk hubungan seseorang dengan lingkungan hidupnya. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang memegang tugas kekhalifahannya di tengah alam, sebagai subyek yang bertanggung jawab mengelola dan memelihara alam lingkungannya. Sebagai pengelola ia akan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya di dunia tanpa merusak dan membinasakannya. Alam dengan segala potensi yang ada didalamnya diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan menjadi barang jadi yang berguna untuk manusia.

Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menyikapi lingkungan dengan sebaik – baiknya. Ia dapat mengelola lingkungan sehingga menghasilkan manfaat bagi manusia dan sekaligus memeliharanya agar tidak habis atau musnah.

Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya dan memeliharanya dengan sebaik – baiknya. Disamping nikmat Allah, ala mini juga amanat yang harus dipelihara dan dirawatnya dengan baik. Mensyukuri nikmat Allah dengan cara yang demikian itu akan menambah kadar dan kualitas nikmat yang akan diberikan Allah kepada manusia. Tambahan nikmat itu dalam bentuk nilai tambah manfaat dari lingkungan alam. Sebaliknya orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah akan diberi azab yang menyedihkan. Azab Allah dalam kaitan ini adalah bencana alam akibat eksploitasi alam yang tanpa batas karena kerakusan manusia.

Kesimpulan
Iman adalah rasa percaya yang dibenarkan oleh hati diucapkan lisan dan ditunjukan dalam perbuatan. Iman kepada Allah artinya meyakini dan membenarkan adanya Allah, satu-satunya pencipta dan pemelihara alam semesta dengan segala kesempurnaan-Nya.

Taqwa yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten.

Kita sebagai umat Islam, harus meningkatkan mutu keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT agar mendapat ketenteraman lahir dan batin.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts